Rabu, 25 November 2015

Pertemuan Terakhir ^_^

Pas buka-buka tulisan lama di leptop, nemu ini nih..hihihi
Monggo dibaca ! ^_^




Mentari kembali menerangi bumi pertiwi, lebih cerah dari biasanya. Hujan semalaman telah berhasil dikalahkan oleh sang surya, dan kembali memberi  kehangatan bumi pertiwi. Lalu lalang  kendaraan dijalan  semakin ramai, sehingga kemacetan selalu menjadi rutinitas setiap pagi. Kotak kecil beroda empat  diantara puluhan kendaraan lain  yang menembus macet dengan suara frekuensi radio favorit  pemilik jari-jari lentik  yang kini diatas setir. Hingga tempat tujuanlah tombol off radio baru ditekan.
Jas putih kini sudah melekat ditubuhku, benda yang khas untukku tak lupa selalu melengkapi krah jasku, dan dua lensa yang menjadi pelengkap bola mataku sudah terpasang rapi. Dengan ditemani oleh perawat asistenku, tugas pagi siap dimulai, kunjungan dari  bangsal ke bangsal, dari pasien ke pasien untuk melihat perkembangan kesehatan. Hingga ku temukan pasien yang tak asing bagiku, wajahnya masih tersimpan disudut memory. Ku buka data social dalam RM, untuk memastikan  nama pasien tersebut, apakah sama dengan nama yang tersimpan di memoryku.
”Dimas Ryan Anggara”. Bisikku lirih kepada asistenku.
“Iya dok, pasien yang baru masuk tadi malam.”Jawabnya dengan penuh sopan.
“Mau saya bangunkan dok ?”Tanya Asistenku
“Ndak usah, infusnya masih stabil, biarkan istirahat dulu saja!” Jawabku sembari menenangkan gonjangan hati yang datang tiba-tiba.
“Sama persis dengan nama yang masih tersimpan dalam hati dan pikiranku.” Batinku sambil melangkah menuju runganku.
Untuk memastikannya lagi, kubuka laptopku dan ku pandangi ulang wajahnya yang tersimpan dalam folder  My Love, tak ada perubahan sama sekali. Dan  ku temukan foto, dimana itu yang menjadi motivasiku untuk mencapai titik ini. Titik dimana aku bisa membahagiakan orang-orang disekelilingku, orang tua salah satunya. Ketika aku dan pasien itu  satu kelas di kelas perjuangan untuk meloncat lebih cerah  dari  abu-abu putih. Dan menjadi satu kelompok tutorial praktikum biologi untuk adik-adik angkatan.
***
“Dim..ntar siang masuk tutorial kan?” Tanya teman sebangkuku sekaligus sahabatku. Gina.
“Iya masuk, sory kemarin ada les di luar.” Jawabnya sambil melangkahkan kakinya menuju singgasanaku.
“Oke deh, sudah ditunggu adik kelas kemaren.” Kataku untuk menghilangkan gerogi.
“Iya deh, kemarin juga sudah ijin ke Instruktur praktikum juga kok”. Jawabnya tepat di hadapanku.
“Rencana  lanjut cari ilmu  yang lebih tinggi dimana  ni Dim?” Tanya Gina nyrobot.
“Kedokteran Gin, doanya ya!” Jawabnya singkat.
“Amin.” Kataku dan Gina serempak.
“Dimas, Gina, Tyas, senyuum.” Teriakan Dayu yang dijuluki dengan miss jepret, karena dimana ada dia, pasti ada jepretan foto.
“Bagus ga Day? Sini Tyas liat.” Pintaku.
Sempurna.Antara aku, sahabatku, dan my love. Inilah kesaksiannya yang selalu menjadi motivasiku menggapai puncak cita-citaku. Dimana dia melontarkan pernyataannya. Menjadi dokter. Sehingga prinsip itu muncul, bahwa  jika aku berprofesi yang sama, maka tak ada kata gengsi untuk mengungkapkan isi hati yang lama tersimpan. Rasaku telah mengubah cita-cita kecilku, dari perawat menjadi dokter.
“Bagaimana Yas? Ungkapin ntar sewaktu tutorial praktikum, berani ? Jangan hanya lewat radio aja, itu pun bukan ungkapan rasa.”Tantang Gina kepadaku.
“Belum berani Gin, rasaku akan ku ungkapkan ketika aku telah berjas putih. Dan ku akan selalu kirimkan rinduku lewat gelombang radio. Walau dia hanya menganggap sekedar pesan biasa. Dan pesan balik darinya sudah lebih dari cukup untukku.” Batinku, sembari tersenyum untuk menjawab pertanyaan Gina.
***
“Selamat pagi,
Salam semangat untuk Dimas dan Gina, jangan lupa nanti tutorial praktikum ya.”
Pesan seperti itulah yang selalu ku luncurkan setiap pagi  dari hpku menuju frekuensi  radio favoritku. Dengan harapan untuk dibacakan penyiar radio, dan sampai di telinganya.
Walau kadang mataku menjadi saksi  kebersamaannya dengan beberapa siswi ekonomi  kelas atas. Entah mereka ngobrol seperti siswa-siswi lain, ataukah berindikasi yang berbeda.  Memang hal itu wajar terjadi pada Dimas  yang multitalent dan didukung dengan wajah tampannya.Tapi hal itu tak membuatku kecil hati, karena kalau jodoh itu tak kan kemana, tulang rusuk tak akan pernah tertukar, dan selagi masih terjadi goncangan saat disebut namanya, serta  ketika dua wajah saling pandang tak sengaja.
***
Rasa itu selalu ku simpan hingga abu-abu putih yang menjadi kostum keseharianku,  berganti dengan berwarna warni yang selalu dilengkapi dengan jas kebanggaan. Semenjak angkatanku dinyatakan lulus oleh negara, komunikasi terhenti, bahkan salam radio yang kerap kami lakukan pun terhenti karena kesibukan masing-masing. Walau kerap rasa rindu yang kusimpan sudah tidak memenuhi kapasitasnya. Alias mbludak. Tetap ku pertahankan, atau sesekali kulampiaskan dengan pesan radio.
“Salam Semangat untuk mahasiswa yang sedang menggapai cita-citanya.”
Ku luncurkan pesan itu ke frekuensi yang selalu kudengarkan. Dengan begitu dapat mengurangi  rasa rindu yang menggunung.Begitu yang selalu ku lakukan dulu, dan ini mungkin jawaban dari permintaan disetiap doaku kepadaNya.
***
“Permisi dok, memberitahukan bahwa nanti pada jam istirahat ada rapat di ruang meeting.” Kata perawat yang memasuki ruanganku dan membuyarkan lamunanku.
“Iya, terima kasih informasinya.” Jawabku
              “ Permisi dok, keadaan bangsal mawar no 6 semakin menurun.” Kata Asistenku dengan terengah-engah karena belum sempat mengatur nafasnya.
            Tanpa berpikir panjang ku ambil stetoskop yang tergeletak diatas keyboard laptop, dengan langkah kaki yang ku perlebar, aku dan asistenku melangkah menuju ruang pasien itu, dan tiba-tiba terkejut. Itu nomer kamar Dimas, ada apa dengannya? .
Hatiku dipenuhi dengan ribuan tanda tanya. Dan aku persiapkan tekadku jika keadaannya memingkinkan untuk memenuhi impianku. Entah jawabannya seperti apa, yang penting rasa itu telah tersampaikan kepadanya. Sebentar lagi aku akan menceklist impianku. Mengungkapkan rasa kepadanya saat aku telah menjadi dokter.
Ruangan itu telah dikerumuni keluarganya, termasuk ibunya yang dulu mengagumiku sebagai teman anaknya. Suasana ruangan berubah drastis, berbeda  dari suasana saat kunjungan bangsal tadi. Raut wajah ibunya tidak sedang dihiasi dengan senyum, wajahnya gugup dan cemas. Berulangkali ibunya membisiki Dimas dengan kalimat-kalimatNya. Ku lihat nafas Dimas berat, dia kesulitan mengambil nafas.
Dengan sigap ku letakkan stetoskop di dada Dimas, dan asistenku mempersiapkan alat bantu bernafas. Perasaanku kali ini berbeda dengan saat aku menangani pasien lain. Hatiku cemas. Tanganku gemetar. Mataku panas dan berkaca-kaca.
“ Ibu..Maafkan anakmu belum sempat mempersembahkan ijazah kedokteran untukmu, terima kasih untuk kasih sayangmu.” Kata Dimas dengan suara lirih sembari mengambil nafas walau dia merasa susah. Ibunya hanya menangis dalam pelukan anaknya.
Dan tiba-tiba tangannya menghentikan tanganku yang sedang berusaha memasang alat bantu nafas, matanya memandangku.
“Tyas...Terima kasih untuk pesan dan motivasimu di radio, Yas tolong bantu aku untuk mengucapkan kalimatNya saat nafas terakhirku!” Pintanya dengan lirih. Aku tidak bisa membendung air mataku, ku genggam erat tangannya, dan ku mulai membisikinya.
“Asyhaduanla ila ha illallah.” Bisikku kepada Dimas di telinga kanannya. Ibunya memeluk punggungku erat. Dan Dimas menirukan dengan sangat lirih, dibarengi dengan lemas tanggannya dalam genggamanku.
“Wa asyhaduanla muhammadarosululah.” Bisikku lagi padanya. Dia menirukannya lagi semakin lirih. Dan tiba-tiba tak ada kekutan genggaman tangan Dimas dalam genggamanku. Ku posisikan tangannya untuk bersedekap. Ku tarik selimutnya hingga menutupi wajahnya. Lalu ibunya memelukku sangat erat.
Sungguh, tak dapat ku percaya beberapa detik lalu, Dimas pergi karena penyakit TBC. Tubuhku lemas seperti tak bertulang. Air mataku menetes deras. Rasaku belum tersampaikan. Tapi dengan aku menjadi dokter aku bisa menemaninya saat detik-detik terakhir meninggalkan orang-orang yang menyayanginya.
***

Rabu, 09 September 2015

Graduation Day



Wisuda Periode XVIII 

Alhamdulillah hari itu gong dari sekian tahun yang saya tunggu. Wisuda Sarjana. Sabtu, 29 Agustus 2015. Terima kasih Ya Rabb Kau  mudahkan dan lancarkan jalanku untuk meraih pendidikan setahap ini. Yang tentunya ku persembahkan untuk kedua orang tuaku.
Terima kasih Emak, kau tak pernah lelah mendidik dan membimbingku.Tak hentinya menyebut namaku dalam doamu, dan selalu menjadi motivator terbesarku.

With Emak
Terima kasih pak, kerja kerasmulah yang menjadi bara semangatku untuk menempuh pendidikan setahap ini. Terima kasih pak, selalu mengutamakan namaku di hatimu, walau banyak orang lain di sekitarmu.
With Babe
 Adekku terngeyel  yang selalu memberikan kejengkelan dan keceriaan dalam hidupku. Nuwun ya dek, kau jadi saksi dipindahkan tali togaku untuk pendidikan S1 ku.
With my sist
Keluarga besarku tersayang, karya ini perdana untuk kalian. Entah aku cucu keberapa, tetapi aku bangga bisa mewujudkan keinginanku sejak SD. Yaitu menjadi sarjana pertama dari keluarga emak dan babe. Mbah..putune simbah sarjana. Semoga terus dan terus berlanjut bersusulan menjadi sarjana.
Dan pulang dari prosesi wisuda, buka rumah dibuat surprize sama simbah (dari emak). Dimeja sudah ada tumpeng nasi kuning buatan simbah, sudah beredar juga di tetangga terdekat. Aaak…pernah menuliskan target, kalau hari wisuda bagikan nasi kuning. Dan..nuwun ya mbah :*.
With Simbah dari Babe
With Simbah dari Emak
Sahabatku Khairunisa dan Vera Sholeha. Kita bersahabat, seatap sekolah sejak SD sampai SMA. Dan hari itu barengan dengan wisuda Mba Nisa plus tanggal lahirnya. Barakallah fii Umrik ya Mbak. Kasihan si Vera dia bingung bagi waktu untuk siang harinya, alhasil dia nyamperin pagi-pagi buta ke tempat riasan.. Aaaakk…makasi sayang :*. Tetap jadi motivatorku untuk meraih cita-citaku ya, dan bawa persahabatan kita hingga JannagNya. Aamiin.
Teruntuk Vera sayang, kita bangga kamu menjadi pemecah telor sarjana untuk kita, semangat berjuang untuk pemecah telur Magister ya..Dan kamulah penyemangat kita lembur BAB 4 dan 5. Tiap lembur, kita teringat perjuangan kita bertiga dulu.Belajar sampai larut malam di rumahku. Perjuangan itu, kami ulangi ver, tanpa kamu, iya tanpa kamu. :(
Dan teruntuk Mba Nisa, Terima kacih mba, selama kebut olah data sampai revisi pendadaran menjadi penghuni rumahku. Secara tidak langsung menguatkan aku untuk lemburr.
My best friends- Vera - Mba Nisa
Sababatku yang ini tak kalah keren yang ku temukan ketika terdampar mencari ilmu di SMAN 1 Sewon. Wulan Wijang, bu guru matematika yang belum lama juga pakai jubah hitam sepertiku. Perjuangan dia keren ketika susun sekeripsi, sampai jadi anggota baru kamarku, semalam suntuk berhadapan dengan layar tanpa merep 5 menit pun. Satunya lagi Naning, ini juga tak kalah keren. Ibu Analis yang tiap hari menempuh berkilo kilo meter demi ilmu. Tetap jadi sahabatku sampai JannahNya ya :*.
With bu guru Wijang
With Naning
Bawa barisan ini hingga JannahNya ya..aamiin

Apalagi yang ini ini, sahabat semasa keringat bercucucran untuk mengenakan jubah hitam ini. Terima kasih ya Tila, Bibah, Fres, Siti, Arum, Tri selalu menemaniku dikala susah, seneng, banyak tugas, bahkan ketika gila gilaan karena tugas kuliah, banyak belajar hidup dari kalian kawan. Dulu pernah janji jadi barisan wisuda. Tapi baru lolos tiga, ayoo..yang lain jadi barisan wisuda periode XIX ya. Kalau uda pada balik ke kota asal, selagi kunjungi jogja, harus berkujung ke rumah ilin ya. Sayang kalian :*.
With Tila anak Gunungkidul

With Tri anak Jambi
With Ukhti Freshilia bocah Magetan
With Bibah bocah Wonosobo

With Siti anak Sleman

Arum anak Sewon
Dapet surprise juga dari teman tentor iya, teman remaja Mushola Al Ghofuur iya, teman di Assalaam iya, hahaha…:D Terima kasih mas Rendi, Pak Anis beserta istri, hehe..makasi Yani. Ciee..yang bulan September gentian yang pakai jubah hitam.
With Yani - Anis - Mas Rendi

Pencapaian ini kupersembahkan untuk orang orang yang selalu menguatkan aku. Terima kasih :)
Kini ku sudah berada di dunia yang sangat nyata, semoga bisa mencoret mimpi-mimpiku selanjutnya. PNS-Kuliah lagi-Dosen. Aamiiin :). Panjangkan umur emak babe Yaa Rabb, ijinkan beliau mengantarkanku kembali untuk prosesi pemindahan tali toga. Aamiin.


Terima kasih sudah baca ceritaku, bagaimana ceritamu ? yuuk saling menguatkan, :)

Minggu, 04 Januari 2015

Dolan Neng Candi Ijo

Kita butuh refreshing, ingin mengembangkan bakat kita. Yups..narsong. hahaha.. :D, itu salah satu bakat yang perlu kita sukuri, karena dengan menjalankan bakat itu bisa mengurangi kadar kesetresan. hahah..teori siapa tuh, ngarang bingit. Tapi ada benernya juga lho.. iya kan ?? hehe..

Setelah pikir-pikir, menimbang, candi ijo menjadi tujuan kita. Dan sudah kita ketok palu, tanggal 03, Januari 2015, pukul 08.00 WIB kita kendarai motor kita ke arah candi ijo. Tapi..karena kita orang Indonesia tulen, janjian jam 08.00 WIB, praktekknya kita berangkat jam 10.00 WIB, itu pun kita tidak berangkat bareng. Aku with mb Nisa, dan si Yanti with Yani. 

Sudah tau kan kalian tentang candi ijo ??
Nih ilin kasih sedikit info tentang candi ijo, bagi yang belum tau, simak ya.. !!

Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat sebuah bukit yang jauh dari keramaian di kawasan barat Yogyakarta, di selatan Candi Ratu Baka.
Dataran tempat kompleks candi itu berada luasnya sekitar 0,8 hektar, namun diperkirakan bahwa sesungguhnya kompleks Candi Ijo jauh lebih luas dari lahan yang sudah dibebaskan pemerintah tersebut. Dugaan itu didasarkan pada kenyataan bahwa ketika lereng bukit Candi Ijo di sebelah timur dan sebelah utara ditambang oleh penduduk, masih banyak ditemukan artefak yang mempunyai kaitan dengan candi.

Candi berlatar belakang agama Hindu ini diperkirakan dibangun antara abad ke-10 sampai dengan ke-11. Kompleks Candi Ijo terdiri dari beberapa kelompok candi induk, candi pengapit dan candi perwara. Candi induk yang sudah selesai dipugar menghadap ke barat. Di hadapannya berjajar tiga candi yang lebih yang lebih kecil ukurannya yang diduga dibangun untuk memuja Brahma, Wisnu dan Syiwa. 

Nah uda lebih tau kan tentang candi Ijo, Sangat mudah untuk menemukan candi Ijo. Jika berangkat dari jalan Wonosari, ada pertigaan kan sebelum tanjakan/naikan untuk menuju Kab. Gunung kidul, ambil kearah kiri (kalau kita dari utara),  Nah, itu tembusnya jl. Piyungan, nanti lurus aje, dan pantau kiri jalan, ada gang kearah kanan setelah gang untuk menuju komplek rumah Dome. Nah itu ambil kiri, dan ikuti plakat, yang akan membawa kita kearah candi Ijo. Hati-hati ya, karena sebelum melihat pemandangan candi Ijo, kita harus melewati tanjakan yang bener-bener nanjak, nanti komplek candinya berada di sebelah kiri jalan. 

Untuk masuk ke candi ijo, hanya menegeluarkan 2000 rupiyah saja, itu pun untuk biaya parkir motor, kalau pakai mobil 5000. Masuknya gratis gaes, kita hanya wajib mengisi register kunjungan wisata. 

(Ngisi buku pengunjung dulu gaes)



(Tarif berkunjung ke candi Ijo)

Bagi yang punya bakat terpendam seperti kita, jangan lupa membawa property narsis, example : payung, balon, kertas,topi, dll. haha..kalau kalian niat membawa beberapa property tersebut, berarti kalian juga berniat mengembangkan bakat narsong kalian. hahaha ..peace.. :P

Nih hasil pengembangan bakat kita !



 (dengan menghadap seperti itu kita bisa liat pesawat take of dan landing di bandara adisucipto secara langsung )








Itu hasil dari dari jelajah @candi Ijo, tunggu cerita selanjutnya ya gaes, semoga cerita selanjutnya seputar tentang tugas akhir, yups..skripsweet.

Sumber :
http://candi.pnri.go.id/temples/deskripsi-yogyakarta-candi_ijo

Senin, 01 Desember 2014

Remang-remang Lebih Nyenyak..

 Pernahkan aku waktu acara mabit di kampus, tidurnya satu kamar ber banyak orang, ga bisa tidur sumpa.. Tau ga kenapa ?? ada teman yang ribut, lebih jelasnya sih eyel-eyelan yang satu minta lampunya tetepa nyala, yang satunya lagi minta lampunya di matikan.

Eh..teman, ini lho yang baik untuk kita waktu tidur malam, simak ya..dan jangan lupa membagikan ilmu baru ini ke teman, dan sanak saudara..hehe

Tidur malam dalam kamar yang gelap benar-benar bermanfaat buat tubuh. Ahli biologi Joan Robert mengatakan tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin ketika tidak ada cahaya. Hormon ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi dan mencegah berbagai penyakit termasuk kanker payudara dan kanker prostat.

Sayangnya, hormon melatonin ini tidak akan muncul jika orang tidur malam hari dengan lampu menyala. Adanya cahaya atau sinar membuat produksi hormon melatonin akan berhenti.

Dengan mematikan lampu ketika tidur malam hari, bukan hanya menghemat energi tapi juga meningkatkan kesehatan tubuh. Maka itu tidur malam sambil nonton TV juga sangat tidak disarankan.

Praktisi kesehatan lainnya, Lynne Eldridge M.D yang juga penulis buku 'Avoiding Cancer One Day At A Time' juga menuliskan perempuan buta 80 persen lebih kecil terkena risiko kanker payudara dibanding rata-rata perempuan lain. Diduga faktor hormon melatonin yang banyak ditubuhnya karena penglihatan yang gelap membuatnya punya daya tahan tubuh yang lebih tinggi.

Pentingnya tidur malam hari dengan mematikan lampu baru-baru ini juga diteliti oleh para ilmuwan dari Inggris dan Israel. Peneliti menemukan ketika cahaya dihidupkan pada malam hari, bisa memicu ekspresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker.

Para ilmuwan mengklaim jika seseorang terbangun di malam hari dan menyalakan lampu selama beberapa detik, maka bisa menyebabkan perubahan biologis yang mungkin mengarah ke kanker.

Jika pada penelitian sebelumnya tidur malam dengan lampu terang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara dan kanker prostat. Maka pada penelitian terbaru ini menunjukkan paparan jangka pendek juga bisa dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.

"Orang-orang yang bangun di malam hari disarankan untuk tidak menyalakan lampu. Kami percaya bahwa setiap kali menyalakan cahaya buatan pada malam hari akan memiliki dampak pada jam biologis tubuh, karena ini adalah mekanisme yang sensitif," ujar Dr Rachel Ben-Sclomo dari University of Haifa, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (13/4/2010).

Dr Rachel menambahkan bahwa ini adalah temuan terbaru dan masih sebatas penelitian pendahuluan. Namun kini ia dan tim tengah menganalisa wilayah ini secara lebih mendetail. Hasil ini juga telah dilaporkan dalam jurnal Cancer Genetics and Cytogenetics.

Sumber : http://health.detik.com/read/2010/04/13/144049/1337410/766/tidurlah-dengan-lampu-mati

Kamis, 27 November 2014

Indahnya November.. :* Penuh Do'a..






Yups..this mounth is November. Bulan dimana 22 tahun yang lalu aku mulai menghirup segarnya udara dibumi yang selalu gretong ini. Banyak doa yang terucap untuk ku. Terima kasih nggeh semua doa doanya. Dan tak hentinya Allah memberikan ujian dan hadiah yang satu paket. Tapi syukur selau terucap Ya Rabb, selalu dalam lindunganMu, selalu dalam kasih sayangMu, dan terima kasih atas rintik air yang Kau turunkan di bulan November, setelah sekian lama penantian rintik air-air itu.
Bulan ini diawali dan mungkin diakhiri dengan mewekan, tetapi dalemnya penuh dengan kejutan.Setiap minggu pasti ada kejutan teruntukku. Mingggu pertama doanya banyak terucap dari teman-teman, sanak saudara yang terucap special for me. Dan so pasti hadiah terindah perdana, dari Allah.Woooww… Bulan sebelum bulan special ini aku mengharapkan hujan dengan deras mengguyur bumi pertiwi, dan pada tanggal itu juga kusaksikan live hujan teramat deras di dinkes. Terima kasih Allah.. :* You give me every thing tanpa aku harus minta. Terima kasih juga untuk teman, sahabat, sanak saudara sudah kirimkan doa untuk ku, demikian juga kalian seperti itu ya..Kabulkan doa kita semua Ya Rabb..Amin J Dan terkhusu juga buat teman yang uda nempelin ini di jilbab, kebawa sampai rumah tauk. Dan aku ngeh nya ketika paginya pake tu julbab. Tapi makasih lho ya..



Kejutan tak berhenti sampai minggu ke-2. Tepat hari kamis tanggal 13 November 2014. Kejutan hadir lagi-lagi special untukku. Terima kasih cinta-cintaku, sahabatku. You are the best in my life. Ketika selesai kuliah Kapita Selekta, dan lagi ngobror asik sama si Siti, ya mungkin itu caranya Siti supaya aku ga keburu kabur, tiba-tiba dari arah pintu ada nyanyian happy birthday, ku pikir lagu itu bukan untukku, dan minggu ini ada yang ultah juga. Tapi setelah ada seberkas cahaya semakin dekat dengan posisi dudukku, dan kue lengkap dengan lilin 22 itu bawa Tila. Langsung syook dang a bisa ngomong apa-apa..Wuuuiihhh…special for me. Thank gays. Jadi teringat kejadian 4 tahun lalu. Eeiisshh…
Kejutan berhenti di minggu ke-2?? No..no..no..





Ternyata dan ternyata kejutan berlanjut untuk minggu ke-3, terima kasih untuk kelas HKM VII atas  bau amisnya yang melanda di tubuhku. Alur ceritanya gini ni..Kamis, 20 November 2014  sebelum mulai kuliah, si rentenir Rp 1000, 00 mintain uang ke Tila sama Bibah. Aku  Mulai berpikir nih..tuing..tuing..tuing..dan Tanyaku sama Bibah gini nih (dengan bahasa jawa),” Ngopo e be, perasaanku ra penak ki ?” . “Ora popo, tenangno pikirmu?” Jawabnya (dengan bahasa jawa). Lalu kuliah berjalan dengan teramat lanciiirr. Dan setelah sang dosen melontarkan salam pertanda kuliah selesai, teriakan nama Tiillaaa..menggelora dari seorang rentenir uang Rp 1000,00. Dengan refleks mukaku dengan muka Tila beradu pandang. Tuing..wuadoh, ora aman ki. Batinku.
Dengan sigap dan cepat, kumasukkan buku dan pena. “cepat melarikan diri” batinku. Pamitan sudah, dan siap untuk melarikan diri dari kelas. Sampai parkiran melihat gayanya si Murdiana lucu sekali, wajah bingung. Bingung dengan cegah aku kabur atau nglepasin gitu aje…hahahaha. Singkat cerita aku ga bisa melarikan diri dari mereka, iya..tapi mereka perlu bekerja sangat ekstra..hahaha..mangap ya teman, bener-bener takut aku…makasi ya Tila uda sudi mau nemenin waktu eksekusi.
Dan kejutan di minggu ke empat, bener-bener kejutan yang ngebuat aku nangis haru. Hari senin, 24 November 2014, ketika merasa jenuh entry data laporan lansia di pojokan ruang PMS dinkes, pengen buka facebook. Cling..ketika layar laptop yang tadinya excel uda berubah jadi beranda facebook. Dan ada yang buatin video ini ni..huhu hanya bisa mewek. Makasi wijang suyung.. :*